Ada kisah menarik dari seorang pria yang mau melepas kilaunya dunia entertainment ibu kota dan memilih untuk pulang kampung, nun jauh di ujung barat Nusa Bunga. Sosok ini pernah menjadi model, bintang iklan, cover boy majalah hingga pemeran film. Namun semua itu Ia tinggalkan. Ia memilih untuk kembali dan berjuang bagi orang-orang kecil. Sosok ini adalah Ignasius Charles Angliwarman.
Terpanggil Untuk Masyarakat Kecil
Peduli dan sangat mencintai masyarakat kecil, itulah Ignasius Charles Angliwarman. Sosok yang saat ini menjabat sebagai Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Manggarai Barat ini ternyata sejak lama mengabdikan dirinya untuk masyarakat kecil.
Dalam sejarah hidupnya tercatat bahwa usai menyelesaikan pendidikannya di Jakarta, Charles pulang kampung ke Labuan Bajo dan menghabiskan banyak waktunya di Pelabuhan. Ia ada di pelabuhan bukan tanpa sebab.
Saat itu, ia melihat sejumlah ketimpangan terjadi di sana, terutama ketimpangan yang dirasakan oleh para buruh, sehingga Ia memberanikan dirinya untuk memperjuangkan nasib para buruh di sana. Kerasnya kehidupan di pelabuhan tidak menyurutkan niat Charles, sehingga pada akhirnya para buruh setidaknya mendapatkan kehidupan yang lebih baik.
Dari pelabuhan Charles terpanggil untuk memperjuangkan nasib para petani di kabupaten yang saat ini terkenal sebagai salah satu kawasan super premium di Indonesia. Ia melihat bahwa ternyata tidak semua masyarakat mendapatkan manfaat dan sukacita dari megah serta mewahnya pembangunan di Manggarai Barat. Menurunya masih banyak masyarakat kecil yang belum mengecap berbagai kemajuan yang ada di Labuan Bajo saat ini, termasuk para petani.
Kepedulian dan kecintaannya pada kaum kecil khususnya para petani inilah yang melahirkan apa yang disebut dengan “Kadin Pertanian Hub.” Program ini berfokus pada peningkatan kapasitas petani binaan, khususnya dalam pemberdayaan produk lokal seperti padi dan jagung. Program ini juga digagas untuk membantu petani dalam penyaluran atau pemasaran produk lokal, sehingga mampu meningkatkan produktivitas petani, memperkuat ketahanan pangan, dan mengurangi jumlah pengangguran.

Program ini bermula saat Charles mengikuti pertemuan di kementerian pertanian RI dengan para off taker jagung seluruh Indonesia. Pada moment tersebut Charles menemukan sebuah fakta bahwa ternyata beras yang saat ini dijual di NTT, khususnya di Manggarai Barat merupakan beras yang didatangkan dari luar wilayah NTT. Fakta ini seperti menjadi sebuah tamparan keras bagi dirinya. Selama ini Ia melihat bahwa Manggarai Barat memiliki areal persawahan yang cukup luas, tetapi ternyata hasilnya belum mampu bersaing di pasar.
“Setelah saya pulang ke Labuan Bajo dan berkeliling ke pasar, toko, super market, dan sebagainya saya menemukan bahwa ternyata benar bahwa beras yang ada di Labuan Bajo rata-rata dipasok dari luar NTT. Artinya bahwa beras petani yang ada di Manggarai Barat tidak masuk di pasaran sehingga petani kita tidak menikmati apa-apa,” tutur Charles.
Problem ini akhirnya mendorong Charles untuk terjun langsung ke tengah-tengah kehidupan para petani. Ia berkeliling ke areal persawahan, menemui para petani dan berdiskusi dengan mereka. Ia juga bertanya kepada para petani mengenai apa yang bisa Ia lakukan dalam kapasitasnya sebagai ketua Kadin Manggarai Barat untuk membantu para petani.
“Mereka katakan bahwa mereka tidak bisa membangun hotel, mereka tidak bisa membeli kapal-kapal pinisi, jadi mereka minta tolong agar produk beras mereka bisa masuk ke tempat-tempat tersebut,” ungkap Charles.

Keluh kesah dan mimpi para petani ini akhirnya menggerakan hati Charles untuk berjuang, melakukan sesuatu bagi para petani. Awalnya Ia membawa beras para petani ini langsung ke pasar, hotel, dan ke tempat-tempat lainnya, namun semuanya ditolak.
“Tidak ada yang mau membeli beras tersebut. Akhirnya saya berjuang untuk investasi mesin rice milling plant dan saya berjuang agar beras para petani tadi diolah secara professional dan dikemas secara baik. Setelah dikemas secara baik saya mengajak para petani untuk menjual beras tersebut di hotel, kapal-kapal pinisi, dan sebagainya dan Puji Tuhan beras ini diterima,” lanjut Charles.
Charles juga berjuang melakukan uji laboratorium terhadap beras para petani dan ternyata hasilnya luar biasa sebab kualitas beras para petani tersebut masuk dalam kategori beras premium.
Berjaya di Negeri Orang
Kisah Kadin Pertanian Hub sebenarnya telah dipersentasikan oleh Charles dalam moment asean summit Labuan Bajo di tahun 2023 lalu. Charles dengan percaya diri bertutur tentang Kadin Pertanian Hub di hadapan semua delegasi yang hadir dari berbagai negara. Dan ternyata program ini menarik perhatian perdana Menteri dan juga ketua Kadin Timor Leste. Charles kemudian diundang secara resmi ke Timor Leste untuk menerapkan program Kadin Pertanian Hub di negara tersebut.
“Pada juli 2023 saya berangkat ke Timor Leste dan berkeliling di Timor Leste untuk melihat potensi beras yang ada di Timor Leste,” ungkap Charles.

Saat itu Ia tak hanya sampai di Dili, ibu kota negara Timor Leste, melainkan Ia berkeliling di berbagai areal persawahan yang ada di negara tersebut. Usai melihat persawahan yang ada, Charles kemudian berdiskusi dengan para pengusaha di sana dan memberikan transfer knowledge mengenai beras premium. Ia juga menggandeng beberapa perusahaan ternama di Indonesia untuk membantu pertanian di Timor Leste.
Tak hanya itu, Charles juga keluar masuk sawah dan mengajak para petani untuk berdoa bersama untuk hasil panen yang baik. Akhirnya usahanya membuahkan hasil. Para petani di Timor Leste telah menikmati hasil panen yang berlimpah bahkan mampu memproduksi beras premium untuk kebutuhan di negara mereka.
Kisah sukses di Timor Leste justru membuat Charles merenung bahwa ternyata Ia telah melakukan sesuatu yang luar biasa namun sayangnya hal itu belum Ia lakukan bagi para petani di daerahnya sendiri. Karena itu Ia memutuskan untuk kembali ke Labuan Bajo dan berjuang keras untuk meningkatkan kesejahteraan para petani di daerah asalnya tersebut.
Berjuang Untuk Orang-Orang kecil
“Harapan saya begini, kalau memang Labuan Bajo dengan pariwisatanya telah dibangun sedemikian bagus oleh Presiden Jokowi maka tolonglah sukacita ini dibagi-bagi juga untuk orang-orang kecil, termasuk untuk para petani,” tutur Charles.
“Saya sedih kalau melihat petani gagal panen, karena perjuangan petani hingga menghasilkan beras itu sangat luar biasa. Sayangnya setelah perjuangan mereka yang luar biasa, mereka tidak menikmati produk mereka secara maksimal di daerah yang katanya super premium ini. Jadi saya ingin petani kita juga menikmati sukacita ini, saya ingin petani kita sejahtera,” lanjut Charles.
Bagi Charles, hal yang akan Ia perjuangkan secara sungguh ke depan ialah bagaimana membawa sukacita Labuan Bajo sebagai kawasan wisata super premium ini untuk dinikmati juga oleh orang-orang kecil.

Sosok yang telah membulatkan tekad menjadi bakal calon bupati Menggarai Barat tahun 2024 memiliki segudang ide brilian yang berpihak pada masyarakat kecil. Salah satu hal yang paling utama ialah bahwa Ia ingin agar produk-produk hasil produksi masyarakat Manggarai Barat dapat masuk ke pasaran premium. Dalam hal ini Ia berjuang agar masyarakat Manggarai Barat memegang kunci dalam logistic in tourism di Labuan Bajo.
Tekadnya ialah bagaimana produk dari masyarakat kecil di Manggarai Barat dapat diolah secara maksimal sehingga menjadi produk premium yang disuplai ke hotel, kapal-kapal pesiar, dan market premium lainnya. Hal ini telah Ia lakukan dengan beras premium Labuan Bajo, sehingga ini akan menjadi contoh bagi produk-produk lainnya. Langkah ini dipastikan akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Manggarai Barat.
Secara khusus dalam kerangka menghasilkan produk pertanian premium, Charles berkomitmen untuk menyiapkan pabrik pupuk yang mampu memenuhi kebutuhan para petani di pulau Flores. Hal ini dilakukan agar petani kekurangan pupuk. Ia juga berkomitmen untuk pembangunan pabrik beras di Manggarai Barat yang mampu menyuplai beras ke seluruh Flores, ke Sumba bahkan ke pulau Timor.
Ia menjelaskan bahwa akan ada Bumdes-Bumdes yang mengelola hasil pertanian sehingga para petani bisa mendapatkan harga yang sesuai untuk produk-produk mereka. Dan dalam konteks ini kaum muda memainkan peran sentral dalam hal pengelolaan Bumdes dan juga inovasi di bidang pertanian yang berbasis digital.

“Kita ingin memiliki badan logistic pangan tersendiri sehingga kita juga berkomitmen untuk membuat system zonasi pertanian di Manggarai Barat sehingga pertanian kita benar-benar maksimal,” jelasnya.
“Saat ini Kadin sudah melakukannya dari hulu hingga ke hilir. Di hulu kita memberikan bibit, melaksanakan kerja sama dengan bank dalam hal ini menyediakan KUR bagi petani, bekerja sama dengan universitas-universitas, dan sebagainya. Di hilir kita berjuang dalam penyaluran atau pemasaran produk. Ini sudah kita lakukan dan ini menjadi contoh untuk kita kembangkan secara lebih massif,” kata Charles.
Menurutnya program yang sudah dan akan Ia perjuangkan di Manggarai Barat ini sejalan dengan program utama pemerintahan terpilih ke depan yakni makan siang gratis bagi anak-anak. Jika program pemerintahan terpilih nantinya berjalan maka Manggarai Barat siap menyuplai kebutuhan tersebut untuk daerahnya tanpa harus mendatangkan produk dari luar.
“Hari ini Tuhan memberikan hati saya untuk orang kecil dan saya akan berjuang untuk mereka,” tutup Charles. (*)

