Maju Cabup, Charles Komitmen Tuntaskan Hutang Pemda Mabar Dalam 2 Tahun

Ignasius Charles Angliwarman pengusaha lokal Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Provinsi Nusa Tenggra Timur (NTT)  maju sebagai salah satu calon bupati pada Pilkada 27 November 2024 mendatang.

Keseriusannya maju sebagai calon bupati tidak hanya dibuktikan dengan pendaftaran ke sejumlah partai. Namun Charles juga telah menyiapkan sejumlah agenda strategis kepemimpinan jika Ia terpilih sebagai Bupati.

Salah satu agenda strategis yang merupakan komtimen Charles adalah melunasi hutang dana pinjaman Daerah 250 Miliar ke PT. Sarana Multi Infrastruktur (SMI). Tidak tanggung-tanggung Charles menargetkan hutang tersebut dapat lunas dalam waktu 2 tahun, dengan penguatan dan pemberdayaan di sektor pertanian.

Menurut Charles waktu 8 tahun Pemerintah Daerah menargetkan pengembalian  dana pinjaman ke PT. SMI merupakan waktu yang sangat lama.

“Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) dan data Hasil komunikasi laporan kepada Komisi IV, soal luas lahan padi sawah 18.267 Ha, dan dengan tanam pertahun ada yang bisa 2 kali musim tanam ada yang Tiga,” ungkap Charles, Rabu (15/5/23).

Charles menerangkan, 2 sampai 3 kali tanam dan panen dalam 1 tahun dengan total areal persawahan yang luas, Pemerintah Daerah mendapatkan keuntungan 1,6 miliar lebih.

“Jika dua kali musim panen sama dengan 36.534 Ha. Dengan asumai 1 hektar mencapai 5 ton beras, atau 5.000 kg, dan harga beras kurang lebih Rp 12.000/kg maka ada  2.192.040.000.000,- dan jika kita konversi hasil bisa mencapai 75%, dan rendemen padi kita juga stabil. Bisa mendekati potensial rata-rata Rp 1.644.030.000.000,” jelas Charles.

Menurut Charles dengan managemen dan strategi pasar yang ditingkatkan, beras dari petani akan dipasarkan ke industri pariwisata Labuan Bajo.

“Hasil ini kita dorong ke pariwisata dan kita mendorong perdagangan beras bersama pengusaha untuk kita pasok ke  Hotel, Supermarket, Restauran, dan Kapal kapal phinisi. Jika ini koefisien, maka kita kenakan pajak 10% tanpa mengurangi pemotongan kepada petani, bisa menjadi  164 miliar. Dan ini hanya soal beras saja, belum hortikultura, perkebunan, apa lagi pariwisatanya,” tuturnya.

Charles yakin apabila langkah ini berjalan maka hutang dana pinjaman 250 miliar bisa dituntaskan dalam waktu 2 tahun.

“Artinya potensi Lumbung pangan kita di Lembor, Lembor Selatan, dan Welak bisa diberdayakan. Badan pangan di Mabar kita siap beli dari petani, saya yakin kita sudah bisa selesaikan dalam 2 Tahun, dan tidak akan hutang lagi. Bahkan kabupaten tetangga kita yang akan berutang dengan kita,” ujar Charles.

Fakta yang terjadi saat ini menurutnya, beras lokal tidak bisa masuk dalam kebutuhan industri pariwisata.

“Saya sedih hari ini, beras kita dari Lembor, lembor Selatan dan Welak tidak semuanya masuk di pasar premium, karena beras untuk pariwisata didatangkan dari luar Manggarai Barat. Bahkan Bulog pun menyiapkan beras Medium dan Premium yang dipasarkan di pasar premium,” tutup Charles. (*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *